Posted by MEDAN VOICE Tuesday, 3 November 2015Tribun Medan
KabarMedan,
Koran Medan,
News
|
Tesya br Sinambela semasa hidup
dan Mayat Tesya br Sinambela di TKP |
MEDAN VOICE | Domy Panjaitan (38) memang pembunuh berdarah dingin. Usai membunuh, dia mengubur mayat bocah 4 tahun di samping ladang jagung. Tapi, karena terujung dia kembali membongkar makam lalu menyodomi mayat bocah malang itu.
SIDIKALANG, JAM 14.00 WIB
MIRIS! Hidup Tesya boru Sinambela (4) berakhir tragis. Bocah asal Dusun II Bongkaras, Kecamatan Silima Pungga-Pungga, Kabupaten Dairi itu dibunuh kemudian disodomi. Mayatnya ditemukan warga tertanam di samping ladang jagung tepat belakang rumahnya, Sabtu (25/10) sekira jam 21.00 wib.
Sementara pelakunya, Domy Panjaitan (28) penduduk asal Kabupaten Pakpak Bharat yang baru sebulan tinggal di Dairi kini meringkuk di penjara setelah sebelumnya dihajar warga desa. Informasi yang diperoleh, Sabtu siang sebelum ditemukan tewas, Tesya masih terlihat bermain dengan teman sebanyanya. Tapi menjelang makan siang, Tesya mendadak hilang. Hilangnya bocah 4 tahun jelas membuat panik orangtua dan keluarganya. Terlebih, tak satupun warga dan teman sepermainan Tesya yang mengetahui keberadaannya.
Dibantu warga setempat, orang tua dan keluarga lakukan pencaria. Karena tak juga ketemu, sekira jam 18.00 wib, hilangnya Tesya dilapor ke Koramil dan Polsek Parongil. Pencarian kembali dilakukan. Beberapa jam kemudian, tepat jam 21.00 wib kehebohan terjadi. Warga menemukan Tesya dalam kondisi tak bernyawa tertanam di gundukan tanah samping areal ladang jagung belakang rumahnya.
Isak tangis keluarga pun pecah. Polisi yang di lokasi langsung melakukan penyelidikan. Yakin bocah yang duduk di bangku pendidikan PAUD itu dibunuh, polisi mengevakuasi mayatnya ke rumah sakit untuk divisum. Awalnya pembunuh berdarah dingin itu masih misterius. Polisi dan warga tak tau siapa pelaku yang tega membunuh bocah tak berdosa itu. Tapi kecurigaan muncul saat seorang warga mengaku sempat melihat Domy Panjaitan melintas di areal ladang jagung, tak jauh darinya Tesya tampak mengikutinya. Kecurigaan warga diperkuat dengan tidak ikutnya Domy saat mencari keberadaan Tesya sebelum akhirnya ditemukan tewas.
Domy Panjaitan (tersangka) |
Beramai-ramai warga lalu datang ke rumah Domy. Saat didatangi, Domy pura-pura menggigil karena demam. Pengakuan Domy bikin warga makin curiga. Tanpa diitrogasi, warga yang kesal menyeretnya keluar lalu memukulinya hingga babak belur.
Untungnya polisi cepat datang ke lokasi mengamankan Domy dari kerumunan massa. Selanjutnya, Domy digelandang ke Mapolsek Parongil. Di kantor polisi lah Domy baru mengakui perbuatannya. Bahkan, Domy juga bilang kalau dia menyodomi mayat Tesya. “Habis kubunuh, mayatnya kutanam. Tapi ku gali lagi, terus kusodomi,” kata Domy Panjaitan.
Sambil menangis, Domy menyesali perbuatannya. “Aku menyesal pak. Entah setan apa yang merasukiku sehingga aku sampai melakukan perbuatan itu,” ucap Domy.
Sementara itu, Kapolsek Parongil AKP L Limbong saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa itu. Limbong menduga jika korban tewas akibat dipukul dan dihantam benda keras di bagian kepalanya. “Dari hasil otopsi yang dikeluarkan pihak RSUP H Adam Malik Medan, korban tewas akibat hantaman benda keras di bagian kepala. Bagian anus korban juga ada luka robek akibat disodomi,” terang AKP L Limbong, Senin (27/10) siang.
Mohon di hukum mati pelaku nya pak.. .karena perbuatan nya melampaui batas.. Anak kecil pula yg jdi korban nya
ReplyDelete.